Konspirasi Global Warming

Tulisan ini dibuat dengan sudut pandang berbeda terhadap sebuah masalah terutama dalam hal ini adalah teori konspirasi. Seperti halnya jika kita melihat telapak tangan kita, satu sisi hitam dan di lain sisi berwarna putih, tulisan ini pun akan ditulis demikian. Penilaiannya ada pada keyakinan masing-masing manusia.

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan. Akhir-akhir ini begitu banyak sekali kampanye-kampanye tentang pemanasan global, di jalanan, di television, bahkan duta pemanasan global pun sudah ada. Tetapi apa yang sebenarnya terjadi terhadap bumi, para ilmuan terbelah menjadi dua kubu, dimana kubu yang pertama berpendapat setuju dengan global warming terjadi karena ulah manusia tetapi kubu yang kedua masih mempertanyakan apakah temperatur benar-benar meningkat. Mari kita bahas melalui sudut pandang kubu kedua tentang adanya konspirasi pemanasan global.

Konspirasi Global Warming

Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada iklim. 

Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada pertengahan abad ke-20; bahkan ada masa pendinginan sebelum naik kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model. Ketiga, troposfer, lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari tiga pertanyaan tersebut. Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya polusi udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian sinar matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih.

Keadaan pemanasan global sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuan telah lama memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memberikan hasil analisa baru tentang temperatur air yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir. Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan pemanasan: temperatur laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius (0,3 derajat Fahrenheit) daripada temperatur rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit perubahan tetapi cukup berarti.

Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari 2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences untuk membahas masalah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah dari prediksi model tidak dapat dijelaskan secara jelas. (Wikipedia.org)

Baik disadari atau tidak, selama ini kita hanya menerima pemberitaan dari media-media mengenai pemanasan global, kita disuguhi isu-isu yang menakutkan sepeti yang terakhir terjadi adalah terbelahnya gletser petermann sepanjang 70 km dengan bongkahan yang terlepas sebesar 260 kilometer per segi. Tahukah anda sebenarnya hal ini belum tentu disebabkan karena pemanasan global, persis seperti judul novel Michael Crichton, "State of Fear", Inilah kondisi yang ingin diciptakan. Sebuah berita mengejutkan datang dari Minnesota. Pada tanggal 15 Oktober 2009, Lord Christoper Monckton, penasehat sains mantan perdana menteri Inggris, Margaret Thatcher, di Bethel University, St Paul, Minnesota, mengatakan bahwa tujuan utama Konferensi PBB mengenai perubahan iklim yang akan diselenggarakan di Kopenhagen adalah untuk menggunakan isu pemanasan global sebagai fondasi untuk membangun satu pemerintahan dunia, ini membenarkan kecurigaan para penganut teori konspirasi. Sejak Al gore mengeluarkan DVD kampanye Global Warming yang begitu bagus, manis dan easy to understand, sejak itu lah para penganut teori konspirasi semakin gencar berargumen. Contoh kebohongan dari film Gore adalah klaim bahwa Pemanasan global akan menaikkan permukaan laut setinggi 20 kaki (6,09 meter), padahal sebenarnya hanyalah 23 Inci (58,42 cm). Ia juga mengklaim bahwa beruang kutub sedang berada dalam bahaya. Padahal tidak demikian sebenarnya. Film itu juga menunjukkan foto-foto gletser yang berkurang, namun ia tidak menyebut gletser-gletser lain yang terus bertambah. Gore juga menyebut gletser Kilimanjaro yang terus berkurang akibat pemanasan global. Tapi ia tidak mengatakan bahwa gletser Kilimanjaro telah berkurang sejak 1880, jauh sebelum kadar CO2 meningkat di bumi.

"Saya sudah membaca isi perjanjian itu bahwa satu pemerintahan dunia akan dibuat. Pemerintahan dunia ini adalah satu dari tiga tujuan entitas yang baru ini. Tujuan keduanya adalah untuk mentransfer kekayaan negara barat ke negara-negara dunia ketiga untuk memenuhi apa yang disebut "Hutang iklim" - karena dunia barat telah membakar CO2 dan mereka tidak. Karena dunia barat telah mengacaukan iklim dan mereka tidak. Dan tujuan ketiga dari entitas baru ini adalah pemaksaan penyelenggaraan negara olehnya. Walaupun "transfer kekayaan dari negara barat ke negara-negara ketiga" kedengarannya menyenangkan bagi kita, penduduk Indonesia, tapi sesungguhnya metode ini lebih mirip dengan Marxisme dibanding keadilan." Lord Monckton.(Beritanusantara.com)


Sementara Al Gore pergi berkeliling dunia untuk menyebarkan paham pemanasan globalnya, sekelompok ilmuwan, yang semakin hari bertambah banyak jumlahnya masih bertanya : Dimanakah bukti adanya pemanasan global ?, di bawah ini adalah pendapat dan fakta para ilmuan kubu kedua,

Steven Milloy yang memiliki gelar dalam bidang Natural Science dan gelar master dalam Biostatistik dari Universitas John Hopkins menyatakan, Pemanasan global adalah sebuah hoax, suhu bumi sesungguhnya hanya berubah sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam tempo satu abad. Plus, planet tercinta ini telah mengalami periode zaman es dan periode hangat tanpa ada campur tangan anda dan saya. Ia juga merujuk kepada protokol Kyoto yang dianggapnya sebagai suatu lelucon. Protokol ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas karbon dunia menjadi 8% pada tahun 2012. 8% adalah level emisi pada tahun 1990. Sebuah studi dari Rusia (bukan Amerika) menunjukkan bahwa konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer berada pada level sekitar 370 PPM (Parts per Million) dan bila protokol Kyoto diikuti, maka hal itu hanya akan merubah 1 atau 2 PPM saja pada tahun 2012. protokol yang sia-sia.  
Bulan Agustus 2009, pemimpin organisasi Greenpeace, Gerd Leipold, mengakui di depan wartawan BBC bahwa klaim yang mereka sebarkan lewat press release di bulan Juli 2009 bahwa es Arktik akan mencair total pada tahun 2030 adalah klaim yang salah. Ia mengakui bahwa Greenpeace telah berbohong dengan tujuan untuk lebih menggugah para pemimpin dunia. (breitbart.com)

Pukulan paling berat bagi ilmuwan pemanasan global pro Al Gore datang pada awal September 2009. Prof Mojib Latif, salah seorang peneliti utama di IPCC (lembaga iklim PBB) mengakui bahwa suhu global memasuki fase mendingin dan mungkin baru akan memanas kembali pada tahun 2020. Pukulan ini menjadi berat karena Prof Latif adalah ilmuwan pro Al Gore. (bbc.co.uk)

Sekarang, bahkan media berpengaruh seperti BBC telah mempertanyakan bukti pemanasan global.(news.bbc.co.uk). Jadi, apa maksud Prof Wadhams ketika ia mengatakan Es Arktik akan mencair total dalam 20 tahun ? Apakah ia bermaksud menegasikan pernyataan Prof Latif dan Gerd Leipold ? 

pada tahun 2005, sebuh studi oleh Journal Science menemukan sebaliknya. Peningkatan suhu bumilah yang telah memicu peningkatan kadar karbondioksida. sesungguhnya ada trend penurunan suhu global sejak 1998. (Ya..anda tidak salah baca). Data terbaru Juni 2009 menunjukkan Suhu bumi mengalami penurunan sebanyak 74 derajat Fahrenheit sejak Gore merilis "An Inconvenient Truth" pada tahun 2006.
Manusia dianggap sebagai kambing hitam penyebab pemanasan global, EPA (Environmental Protection Agency) memperkirakan bahwa 25% emisi gas metana yang dilepas ke Atmosfer berasal dari kotoran ternak. 

Propaganda kampanye pencegahan global warming
Kredit karbon
Carbon trading adalah mekanisme berbasis pasar untuk membantu membatasi peningkatan CO2 di atmosfer. Ketika kita naik pesawat yang menghabiskan banyak bahan bakar, kita harus membeli kredit karbon dari broker-broker (seperti saham). Sebagai imbalannya, mereka yang menjual kredit karbon itu akan menerima reward yang bisa digunakan untuk proyek-proyek lingkungan hidup. Nah, pembeli kredit karbon itu, dalam hal ini kita, akan disebut "Carbon Neutral" karena walaupun kita melepas banyak karbon ke udara, kita menciptakan keseimbangan antara melepas dan mengurangi karbon. Intinya adalah pembayaran hutang iklim seperti yang telah dijelaskan oleh Lord Monckton.

Pajak pendapatan
Akan ada pajak karbon dalam skala Global untuk memerangi pemanasan global. Bagi pemerintah dunia, pemasukan tambahan. Bukankah menyenangkan apabila pemerintahan mendapat pemasukan tambahan ? Ya, namun bagi kita akan ada pajak tambahan bagi bahan bakar yang anda beli.  
Mungkin masih banyak bentuk propaganda yang lainnya.

Di akhir pembahasan konspirasi pemanasan global ini, secara pribadi saya tidak keberatan untuk melestarikan hutan, menghemat bahan bakar dan listrik. Tidak ada ruginya menjaga bumi kita. Saya hanya menyikapi masalah dari sudut pandang sains yang berbeda. Mari kita menjaga bumi ini demi kehidupan yang lebih layak.

Para aktivis lingkungan mungkin tidak akan suka dengan tulisan ini, untuk itu saya menerima saran, kritik, ralat, dan komentar..., 

salam clicker...,


By: Galih T.Y.




Share on Google Plus

About pustakaclicker

Pustakaclicker adalah web berbagi ilmu terutama perpajakan serta segala macam tutorial. Semua yang saya tulis adalah pendapat pribadi saya jika tidak disertai sumber dan tidak ada hubungannya dengan institusi.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

3 komentar :

okky said...

hanya berpendapat mungkin, ,

apakah bisa dijelaskan perubahan cuaca extreme yang sekarang terjadi?
siang terasa sangat panas, tiba-tiba hujan deras, setelah itu panas lagi.

kemudian kalender cuaca di Indonesia juga sudah tidak berlaku. bagaimana menjelaskan ini pada orang" yang pekerjaannya sangat bergantung pada cuaca? (petani contohnya)

pustakaclicker said...

Thx ki dah comment...,
pertama q hanya ingin share bahwa para ilmuwan terbelah dua dalam soal pemanasan global dan melihat sisi lain dari persoalan.

menanggapi pertanyaan mu,
hal tersebut memang mungkin karena pemanasan global atau mungkin juga sebaliknya yaitu pendinginan, karena itu lah siklus bumi. Tapi yang menjadi faktor utama adalah solar flare yang akan mencapai puncaknya pada tahun 2012-2015(prediksi Lapan), q bukan ilmuwan tp hanya penyambung lidah z...,

Anonymous said...

okky said...
hanya berpendapat mungkin, ,

apakah bisa dijelaskan perubahan cuaca extreme yang sekarang terjadi?
siang terasa sangat panas, tiba-tiba hujan deras, setelah itu panas lagi.

kemudian kalender cuaca di Indonesia juga sudah tidak berlaku. bagaimana menjelaskan ini pada orang" yang pekerjaannya sangat bergantung pada cuaca? (petani contohnya)

teknologi HAARP mungkin jawaban atas pertanyaanmu